Di atas darah dan air mata,

Mereka duduk, bangga di singgasana,

Penyokongnya pura-pura setia,

Padahal hanya mencari celah untuk berkuasa.

Keringat rakyat jadi pajak mereka,

Bertumpuk harta di atas derita,

Wajah mereka tak pernah basah,

Di balik senyum, ada luka yang dalam.

(Pre-Chorus)

Mereka kira takkan jatuh, takkan runtuh,

Berdiri di atas kemenangan yang palsu,

Singgasana mereka dibangun dari dusta,

Namun mereka tak sadar, bumi akan membalasnya.

(Chorus)

Singgasana para pecundang, terbuat dari kebohongan,

Sementara dunia menangis, mereka berdansa dalam keangkuhan,

Di puncak tertinggi, mereka buta oleh kekuasaan,

Tak sadar, singgasana itu rapuh, siap untuk runtuh.

Singgasana para pecundang, akan hancur oleh kebenaran,

Kami bangkit, menuntut hak yang hilang,

Tak ada lagi ruang untuk penindasan,

Singgasana para pecundang, kini waktunya jatuh.